Kerusakan ozon from Sohannania
Jumat, 30 November 2012
Jumat, 23 November 2012
POACE
POACE adalah langkah-langkah yang harus
dilakukan saat menjalankan sebuah kegiatan. Langkah tersebut terdiri
dari Planning (perencanaan), Organizing (persiapan), Actualizing
(Pelaksanaan), Controling (pengontrolan) dan Evaluating (evaluasi).
PLANNING
Langkah awal yang tidak boleh
ditinggalkan sebelum mengadakan kegiatan adalah perencanaan (Planning).
Ada ungkapan “Sebuah kebaikan yang tidak terencana akan kalah dengan
keburukan yang terencana dengan baik”. Perencanaan diawali dengan
munculnya ide atau alasan untuk mengadakan sebuah kegiatan. Langkah
berikutnya adalah mulai membuat konsep acara atau draft rencana kegiatan
tersebut.
Perencanaan yang baik tidak dilakukan
oleh banyak orang, tetapi hanya dilakukan oleh mereka yang dalam posisi
sebagai konseptor. Semakin banyak kepala yang berpikir, belum tentu
menjadi nilai lebih. Tetapi terkadang malah memperlama proses
pengonsepan kegiatan karena semakin banyak pihak yang terlibat, akan
semakin sulit menyatukan pandangan. Hendaknya yang menjadi konseptor
adalah orang yang benar-benar memiliki kemampuan dan pemahaman terhadap
kegiatan yang akan diadakan.
Dalam tahap ini dihasilkan konsep
kegiatan, personel yang dibutuhkan dan time schedule. Sehingga dalam
tahap berikutnya, tinggal membagi tugas kepanitiaan dan makukan
persiapan sesuai tugas masing-masing.
ORGANIZING
Jika langkah perencanaan telah selesai, lalu
hasilnya dibawa ke kelomok yang lebih besar. Yakni mulai dengan langkah
membentuk kepanitiaan (organizing committee). Besar kecilnya orang yang
terlibat dalam kepanitiaan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan.
Disamping kekurangan SDM bisa memnjadi masalah, kelebihan yang terlalu
banyak juga bisa menimbulkan masalah. Karena mengatur banyak orang lebih
sulit dari pada sedikit orang. Masalah juga bisa timbul dari sisi
biaya, yang seharusnya bisa lebih hemat jika yang terlibat tidak terlalu
banyak.
Peran pemimpin dalam kepanitiaan sangat
penting. Pemimpin yang baik, mampu mengelola SDM yang dipimpinnya agar
mempersiapkan setiap detai yang telah direncanakan. Sehingga pada tahap
berikutnya berjalan dengan lancar. Ingat istilah:
If you failed to prepare, you prepare for failed.
Jika kamu gagal dalam mempersiapkan, sama saja dengan mempersiapkan kegagalan.
ACTUATING
Actuating adalah tahap pelaksanaan
kegiatan. Jika pada dua tahap sebelumnya dilakukan dengan baik, maka
pada tahap ini akan lebih mudah. Sekalipun terkadang juga ada hambatan
yang tidak diduga sebelumnya. Untuk menghadapi hal seperti itu, perlu
dilakukan langkah berikutnya.
CONTROLING
Tugas utama pemimpin jika sudah pada
tahap ini adalah mengontrol jalannya kegiatan. jika ada masalah akibat
hambatan yang belum terduga sebelumnya, seorang pemimpin harus mampu
mengatasinya. Pada tahap ini diperlukan pemimpin yang mampu mengambil
keputusan dengan tepat dan cepat. Tugas pemimpin dalam tahap ini memang
cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana yang banyak bekerja.
Tetapi tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak pemimpin.
Dalam kepanitiaan, bila diperlukan bisa dibentuk seksi khusus yang membantu pemimpin kegiatan untuk melakukan tugas ini.
EVALUATING
Jika seuruh kegiatan telah selesai,
langkah inilah yang dilakukan. Maksudnya untuk mengumpulkan dan
meng-”arsip” setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi.Evaluasi
menimal dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan
evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya
kegiatan.Evaluasi juga merupakan salah satu sarana “controling” ketika
kegiatan berlangsung.
Jika setiap tahap POACE di atas
dilaksanakan dengan baik, maka tercapainya tujuan akan lebih pasti.
Pemimpin tentu saja tidak pernah meninggalkan satu tahappun. Dan memang
setiap tahap dari Planning hingga Evaluating menjadi tanggung jawab
utama pemimpin.
Biopori
Pengertian Biopori
Biopori adalah lubang-lubang kecil atau pori-pori
di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisme di
dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya.
Pori-pori yang ada dapat menigkatkan kemampuan tanah menahan air dengan cara
menyirkulasikan air dan oksigen ke dalam tanah. Jadi, semakin banyak
biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah tersebut. Gambar di samping
menunjukkan gambar biopori dilihat dari mikroskop.
Di daerah yang masih alami, mekanisme pembentukan
biopori terjadi dengan sendirinya. Dengan adanya perubahan struktur di
atas dan di dalam tanah akibat pembangunan/ pengolahan tanah yang dilakukan
manusia seperti pertanian, deforestasi dan perumahan, mekanisme alamiah
pembentukan biopori menjadi tidak berjalan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kamir R. Brata,
seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengembangkan sebuah cara
untuk mendorong terbentuknya biopori melalui Lubang Resapan Biopori (LRB).
KEUNGGULAN DAN MANFAAT BIOPORI
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan
ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya
resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi
gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna
tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan
air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
a. Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan
menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.
Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka
luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2.
Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10
cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang
resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm
2.
Lubang dibuat di tanah kemudian diisi dengan sampah
organik atau sampah yang biodegradable. Sampah yang ada di dalam lubang akan
menjadi makanan organisme-organisme tanah. Hal ini akan meningkatkan aktivitas
organisme-organisme tanah di sekitar lubang resapan biopori sehingga menambah
jumlah bipori di sekitarnya. Dengan mengubah struktur tanah menjadi lebih
berpori, kemampuan tanah meresap air menjadi menigkat dan mencegah terjadinya
banjir & kekeringan.
Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan
dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam
meresapkan air.
b. Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan
sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi
organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah
yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses
seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap
air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos. Kompos dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman
hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan
budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang
dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
BIla lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen
kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik.
Jumlah tersebut stara dengan rata-rata jumlah sampah organik selama 2-3 hari
dari satu rumah. Dalam selang waktu 56 – 84 hari, sampah di dalam lubang
biopori sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya
telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali
dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya.
Pengolahan sampah organik dengan pembuatan kompos
mengurangi terbentuknya gas metan yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas
metan terbentuk saat sampah organik dibuang secara ditimbun/landfill. Jadi
secara tidak langsung pembuatan lubang biopori dapat mengurangi efek rumah
kaca.
c. Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori
diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman.
Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau
liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke
dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau
liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya
sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung
dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat
tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan
pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik
yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah,
tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi
pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang
dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman
sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal,
tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lokasi pembuatan lubang resapan biopori antara
lain:
- Di dasar saluaran pembuangan/selokan air hujan
Pembuatan biopori pada selokan pengalir air hujan mengurangi volume air yang dialirkan sehingga mencegah air meluap ke luar selokan.
- Di
sekeliling batang pohon Lubang resapan biopori yang dibuat di sekeliling pohon
dapat menjadi sumber air untuk pohon tersebut. Bulu-bulu akar dari pohon akan
tumbuh ke arah LRB
- Di batas taman
Langkah-langkah pembuatan LRB yaitu:
- Membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan
diameter10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampauikedalaman air tanah. Jarak
pembuatan lubang resapanbiopori antara 50 – 100 cm
Pembuatan lubang dapat dibuat dengan memakai alat bantu yang disebut bor biopori - Memperkuat
mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
1) paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10cm; atau2) adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang. - Mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasaldari dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
- Menutup lubang resapan biopori dengan saringan kawat/lainnya.
Setelah LRB dibuat, secara berkala lubang harus dirawat dan dipelihara dengan cara:
- Mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
- Memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
- mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang
kedap (m2) / Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)
3R+
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle
sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan
menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R
atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah
di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah
menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru
pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle)
dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana
saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan
kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
- Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
- Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
- Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
- Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
- Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
- Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
- Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
- Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
- Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
- Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
- Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
- Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
- Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
- Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
- Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
Ruang Lingkup PLH
A. Pengertian PLH
Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya mengubah perilaku dan
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan
untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan
hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan
pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasinya.
B. Ruang Lingkup PLH
Ruang lingkup kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Pendidikan lingkungan hidup yang melalui jalur formal, nonformal dan jalur informal dilaksanakan oleh seluruh stakeholder.
- Diarahkan kepada beberapa hal yang meliputi aspek:
- Kelembagaan
- SDM
- SDA
- Sarana dan Prasarana
- Pendanaan
- Materi
- Komunikasi dan Informasi
- Metode Pelaksaan
C. Mengapa PLH Penting?
Pembangunan dapat dan telah merusak lingkungan, tetapi pembangunan juga diperlukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Kita semua memang menginginkan keadaan lingkungan yang lestari, yaitu kondisi lingkungan yang secara terus menerus dapat
menjamin kesejahteraan hidup manusia dan juga mahluk hidup lainnya. Untuk
memelihara kelestarian lingkungan ini setiap pengelolaan harus dilakukan secara
bijaksana. Pengelolaan yang bijaksana menuntut adanya pengetahuan yang cukup
tentang lingkungan dan akibat yang dapat timbul karena gangguan manusia. Pengelolaan
yang bijaksana juga menuntut kesadaran akan tanggung jawab manusia terhadap
kelangsungan generasi mendatang. Pengetahuan dan kesadaran akan pengelolaan
lingkungan ini dapat diperoleh melalui pendidikan dan sejenisnya.
D. Tujuan PLH
1. Di bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan tentang apa
yang diperlukan untuk menciptakan dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.
2. Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu untuk mendapatkan
kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu
yang menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan yang berhubungan dengan
lingkungan dan pembangunan.
3. Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan motivasi
untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.
4. Di bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
mendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi, mencegah, dan
memecahkan permasalahan lingkungan.
5. Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap individu,
kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menciptakan
lingkungan yang berkelanjutan.
Kesan dan Pesan
Kesan
Pada dasarnya, saya memang sudah tertarik untuk melestarikan lingkungan. Semenjak saya belajar PLH bersama Abi Oan, saya merasa keinginan saya tersalurkan ke dalam dunia nyta. Jadi saya sangat bereterima kasih kepada Abi Oan yang telah mengajarkan saya untuk memelihara lingkungan dan menanamkan sifat cinta lingkungan kepada diri saya dan diri teman-teman saya lainnya. Semangat juang Abi yang luar biasa telah memotivasi saya untuk lebih mencintai lingkungan.
Pesan
Semoga saya bisa meneruskan semangat juang Abi Oan untuk melestarikan lingkungan dan menyalurkan semangat ini kepada miliyaran orang di dunia ini.
Biodata
Nama : Intan Monica MG
Panggilan : Intan
TTL : Pekanbaru, 2 September 1997
Sekolah : SMA 8 Pekanbaru
Hobi : Nyanyi
Cita-Cita : Jadi Orang yang Berguna
Langganan:
Postingan (Atom)