Penelitian Hazard



BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Kebersihan, inilah istilah yang sering kita perhatikan jika ingin mengonsumsi sesuatu, kembali kepada hal yang alami maka kembali kepada fitrahnya manusia, yaitu dengan melakukan tindakan atau kegiatan yang memperhatikan keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan hidup.
Kepedulian
masyarakat akan kebersihan sudah mulai berkurang, menjaga norma-norma kehidupan beragama dan kelestarian budaya Indonesia menjadikan setiap kita berupaya untuk meningkatkan kebersihan bangsa Indonesia.
Untuk itulah dengan keyakinan yang cukup dalam berupaya dan berbuat yang terbaik untuk bangsa, maka saya selaku penulis melakukan penelitian terhadap salah seorang penjual nasi goreng yang saya rasa tingkat kebersihan penjualannya masih belum cukup bagi saya. Maka dari itu saya akan meneliti apakah hal itu sudah memenuhi standar penjualan diindonesia.
.
B.     Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
            Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pada kegiatan penjualan nasi goreng di jl. Karya I
2. Tujuan Khusus
1)      Untuk mengetahui persiapan dalam manajemen risiko pada penjualan nasi goreng.
2)      Untuk mengetahui identifikasi dalam manajemen risiko pada penjualan nasi goreng .
3)      Untuk mengetahui analisa risiko dalam manajemen risiko pada penjualan nasi goreng.
4)      Untuk mengetahui evaluasi risiko dalam manajemen risiko pada penjualan nasi goreng.
5)      Untuk mengetahui pengendalian risiko dalam manajemem risiko pada penjualan nasi goreng.
C.    Manfa’at Penelitian
1. Bagi Penjual
1)      Dapat menjadi referensi bagi para penjual nasi goreng tentang potensi bahaya kecelakaan kerja yang bisa didapat dari rutinitas bekerja sehari-hari dari yang paling sering terjadi sampai kepada kecelakaan paling berat yang mungkin dihadapi penjual dan atau pembeli.
2)      Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya kecelakaan kerja pada penjualan nasi goreng.
2. Bagi penulis
1)      Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko khususnya bagi penjualan nasi goreng.
2)      Sebagai  pengetahuan tentang kebersihan yang dijaga sesuai atau tidak dengan standar yang berlaku.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Nasi goreng adalah sebuah makanan berupa nasi yang digoreng dan diaduk dalam minyak goreng atau margarin, biasanya ditambah kecap manis, bawang merah, bawang putih, asam jawa, lada dan bumbu-bumbu lainnya, seperti telur, ayam, dan kerupuk. Ada pula nasi goreng jenis lain yang dibuat bersama ikan asin yang juga populer di seluruh Indonesia.

F. Management Risiko
1.      Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review risiko.
2.      Tujuan Management Risiko
a.       Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas
b.      Memotong mata rantai kejadian kerugian sehingga efeknya tidak terjadi
c.       Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat kerja atau hubungan kerja
3.      Tahapan Management Risiko
a.       Persiapan
b.      Identifikasi bahaya
c.       Analisa risiko
d.      Evaluasi risiko
e.       Pengendalian risiko

BAB III

PROSES KEGIATAN

                 
A.   Persiapan
1.       Surat Pengantar
Proses kegiatan ini dilakukan di rumah sekalian tempat penjual menjajakan dagangannya, Jl. Karya I. Proses penelitian dilakukan selama 2 (dua) hari pada tanggal 26 s/d 27 Januari 2013.
Penelitian tersebut secara non-formal diawali dengan permohonan izin kepada penjual pada hari sebelumnya tanggal 25 Januari 2013 dan perundinan antara penjual dan saya bahwa saya akan melakukan riset terhadap dagangannya.
2.      Alat, Sarana Dan Ruangan
a.       Alat yang digunakan : kompor, kuali, sutil, piring, etalase, pisau, tempat sampah, meja kompor, dll.
b.      Bahan yang disiapkan : telor, garam, kecap, saos, cabe, daun bawang, seledri, bawang merah, bawang putih, dll
c.       Ruangan masak: terang, dan berukuran ±2x1,5m.
Ruang masak











 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 BAB IV

MANAJEMEN RISIKO

A.    Persiapan
1.      Ruang Lingkup Management Risiko
Menejemen resiko secara singkat dan ideologis adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
2.                                                                                                      Personil Yang Terlibat
1)      Personil inti/ yang dinilai risikonya:
a.       Penjual nasi goreng.
2)      Personil lain yang terlibat dalam kegiatan bekam:
a.          Pembeli.

3.                                                                                                    Standar penentuan Kriteria Risiko
Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa management risiko.

4.                                                                                                    Mekanisme Pelaporan
Laporan diberikan dalam bentuk microsoft word dan power point kepada guru yang bersangkutan.

5.  Dokument yang terkait
a. Hasil wawancara dengan penjual nasi goreng.
b. Dokumentasi foto.
B.     Identifikasi Bahaya
Dilakukan melalui, monitoring, wawancara, dan konsultasi dengan penjual nasi goreng, dan satu orang pembeli. Secara umum, dari jumlah tersebut penulis berasumsi bahwa kondisi kebersihan adalah cukup, tetapi penulis merasa bahwa manajemen risiko belum dikelola secara baik, selanjutnya penulis menuangkan asumsi tersebut dengan didukung data-data di lapangan.

C.    Analisa Risiko
1.  Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan bekam baik untuk terapist maupun pasien.
Jenis Bahaya

Risiko
Konsekuensi
Faktor fisik
      §  Pencahayaan yang kurang


      §  Suhu panas



§  Visual acut


§  Biang keringat, bau badan Dehidrasi


§  Sakit kepala, mata kunang-kunang
§  Kelelahan.
§  Makanan tidak higienis.

Faktor Biologis
     §  Bakteri
     §  Virus
     §  Jamur

§  Infeksi
§  Infeksi
§  Infeksi

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan paru-paru, mata, dan penyakit yang dibawa oleh pembeli.

Faktor ergonomic
§ Tangan terkena panas kuali atau kompor.


§  Estetika



§ Meninggalkan luka yang membekas.
Faktor Psikososial
      §  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
     §  Pesanan pembeli yang bermacam-macam.
      §  Pembeli yang ingin cepat.


§  Stress

§  Stress

§  Stress



§  Mialgia, loss concentration.
§  Pusing.

§  Hilang konsentrasi.
Alat Perlindungan Diri dan Sterilitas.
      §  Penjual tidak memekai sarungtangan atau kain dalam memasak.


     §  Peralatan masak yang kurang steril


§  Infeksi




§  Penyakit.


§  Tangan panas terkena kuali.



§  Sisa makanan yang menumpuk.
Kecelakaan kerja
     §  Kebocoran gas.

§  Ledakan.      

               § Kebakaran.

2. Bentuk analisa semikualitatif

Tingkat Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi

(1)
Kurang mungkin terjadi (2)
Mungkin terjadi
(3)
Sangat Mungkin terjadi (4)
Hampir Pasti terjadi
(5)
(1)
Tidak ada pengaruh





(2)
Pengaruh sangat ringan

Pesanan pembeli yang bermacam-macam.
(4)
§  Pembeli yang ingin cepat.
(6)
§ Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
 (8)

(3)
Pengaruh ringan



§ Pencahayaan yang kurang
 (9)
§ Suhu panas
(12)
§  Penjual tidak memekai sarungtangan atau kain dalam memasak.
§  Peralatan masak yang kurang steril
(15)
(4)
Pengaruh serius


Tangan terkena panas kuali atau kompor.
(12)
§ Virus
§ Bakteri
§ Jamur
(16)

(5)
Pengaruh fatal
§ Kebocoran gas.
(5)




D.    Evaluasi Risiko
Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:
NO.
HAZARD
SKOR
TAFSIRAN
1.
            §  Virus, bakteri, jamur
16
§  Sangat mungkin terjadi
§  Pengaruh serius
2.
§  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.

8
§  Sangat Mungkin terjadi
§  Pengaruh sangat ringan
3.
§  Pesanan pembeli yang bermacam-macam.

4
§  Kurang Mungkin terjadi
§  Pengaruh sangat ringan
4.
§  Pembeli yang ingin cepat.
6
§  mungkin terjadi
§  Pengaruh sangat ringan
5.
             §  Pencahayaan yang kurang

6
§  Mungkin terjadi
§  Pengaruh ringan
6.
§  Tangan terkena panas kuali atau kompor.
12
§  Mungkin terjadi
§  Pengaruh serius.
7.
§  Suhu panas

12
§  Sangat mungkin terjadi
§  Pengaruh ringan
8.
      §  Penjual tidak memekai sarungtangan atau kain dalam memasak.
     §  Peralatan masak yang kurang steril

15
§  Hampir pasti terjadi


§  Pengaruh serius
9
      §  Kebocoran gas.
5
§  Jarang terjadi
§  Pengaruh fatal
Jumlah
84

E.     Pengendalian Risiko
NO.
HAZARD
PENGENDALIAN
1.
            §  Virus, bakteri jamur
§  Peralatan harus dibersihkan dengan sempurna.
.
2.
§  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.

§  Penjual harus memerhitungkan pada saat saat yang tepa untuk jualan. Misalnya saat malam (penjual berjualan 24 jam)
3.
        §  Penjual tidak memekai sarung tangan atau kain dalam memasak.
      §  Tangan terkena panas kuali atau kompor.
§  Diberikan pemahaman keuntungan memakai sarung tangan dan perbandingan harga sarung tangan dengan risiko yang harus diterima.
4.
         §  Peralatan masak yang kurang steril


§  Seluruh peralatan lain harus disterilisasi secara standar, mulai dari pencucian dengan sabun sampai sterilisasi.
5.
           §  Pencahayaan yang kurang
            §  Suhu panas
§  Dipasang lampu listrik yang memadai.
§  Minimal harus ada kipas angin.
6.
§ Kebocoran gas.
§  Penjual harus menguasai cara menggunakan alat yang ia gunakan.
7.
      §  Pesanan pembeli yang bermacam-macam.
      §  Pembeli yang ingin cepat.

§  Para penjual harus sabar.




 BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Menejemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
2.       Setelah diadakan penelitian, penulis mendapatkan 9 (sembilan) tingkat risiko dari kegiatan penjualan nasi goreng yang bahkan tidak kita duga sama sekali. Dengan analisa semi kualitatif, didapatkan skor tertinggi 16 dari maksimum 25 yang disebabkan oleh hazard faktor biologi (virus, bakteri, jamur) dengan tafsiran probabilitasnya sangat mungkin terjadi dan pengaruhnya serius. Kemudian skor minimal adalah 2.
Saran-saran
Bagi penjual:
1.      Penjual harus memahami tentang pekerjaannya tidak hanya melihat dari sisi  keuntungan saja, namun juga melihat dari sisi hazard dan menejemen resikonya.
2.      Penjual juga harus menguasai semua teknologi dan peralatan yang berhubungan dengan dagangannya.
3.      Penjual juga harus memikirkan nasib si pembeli.
Bagi pembeli:
1.      Sebagai pembeli kita harus lebih bijak dalam memilih panganan yang sehat.
2.      Kita perlu memastikan keamanan,  bukan hanya harga.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar